Minggu, 06 April 2008

3. Latihan Tata Bahasa bagian pertama

Untuk mempelajari contoh kasus ini, lihat panduan pada Bab 3. Studi Tata Bahasa QuranContoh Dasar

1. Bismillaahirrahmanirrahiim
بِ (bi) adalah kata sandang (جَرٌّمَجْرُوْنْ ) yang berarti; dengan, menurut, berdasarkan. Karena terletak di awal kata dan melihat dari keseluruhan kalimat, arti yang tepat adalah menurut (in english: by)
ٳسم (ismun) adalah bentuk kata dasar (مصدر) yang beralih menjadi سْمِ karena bertemu dengan kata di depannya . Dan ٳسم ismun bisa berarti nama, bisa juga ilmu. ٳسم di sini berarti ilmu atau ajaran. Seperti halnya kata Isme atau paham dalam istilah Imperealisme, Komunisme, Nasionalisme dan istilah baerakhiran Isme lainnya.

Untuk memilih arti yang tepat, kita harus melihat kata di ayat-ayat lainnya. Karena seluruh ayat dalam Quran adalah saling menjelaskan dan tidak bertentangan. Kita bisa mengunakan المٲجم (Almu’jam) atau indeks kata.
= Allah, tidak ada illah (Tuhan) selain Allah. Allah adalah illah kita.
Huruf ال adalah menunjukkan kata pelaku paling pada kata رحم. Kata dasarnya adalah رحم , artinya kasih, sayang. الرَّحْمٰنِ dan  الرَّحِيمِ adalah kata pelaku berobjek penyerta. Siapa objeknya? Manusia. Allah adalah pelaku yang membuat objeknya (objeknya) melakukan perbuatan mengasihi. Sudah pasti, Allah adalah maha pengasih. Dan membuat makhluknya menjadi pengasih.

Jadi, cara mencari arti kamus dari setiap kata di dalam bahasa Quran adalah dengan mencari tiga huruf pokok di dalam kata tersebut. Misalnya:
الفاتحۃ (Alfatihah)
Dari bentuk katanya, kita sudah menemukan jenis katanya, di sini الفاتحۃ adalah kata pelaku فاعل . Lalu kita bisa menemukan tiga huruf pokok dalam kata ini, yaitu فتح yang artinya buka. الفاتحۃ berarti pembuka.
Sehingga jika dirangkaikan kalimat Bismillahirrahmaanirrahim
Artinya: (Saya) menjadi menurut ajaran (dari) Allah yang Maha pengasih dan Maha penyayang.
Kita wajib melakukan segala sesuatu dengan Basmallah. Apakah kita harus mengucapkannya secara lisan? Itu baik. Dan melaksanakan Basmallah
yang diucapkan adalah jauh lebih baik. Artinya kata dan perbuatan kita seiring sejalan.
Kita makan dengan Basmallah. Artinya kita makan menurut ajaran Allah, makan makanan yang halalan thayibah dan makan dengan cara yang baik sesuai tuntunan Quran dan sunah rasul.
Kita bekerja dengan Basmallah. Artinya kita bekerja dengan niat yang baik, cara yang benar dan menerima upah dari sesuatu yang benar.
Kita tidur dengan Basmallah. Artinya kita tidur dengan niat dan cara yang sesuai tuntunan Quran dan sunah rasul. Dan bangun untuk memulai hidup dengan Basmallah pula.

Jika diletakkan dalam kaidah tata bahasa, kalimat Basmallah adalah anak kalimat, atau bentuk kalimat tidak lengkap. Di dalamnya tidak ada subjek kalimat. Mari kita lihat:
(Saya) menjadi menurut ajaran (Allah) yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Apakah isi kalimat tersebut? Hal ini sama seperti:
Dengan segala hormat yang saya berikan,.....
Ini belum menjadi kalimat utuh.
Kalimat Basmallah adalah kalimat dengan kaidah tata bahasa yang tinggi. Di awal Basmallah terdapat kata انا (saya).
Yaitu انا) bimillahirrahmaanirrahim. Artinya (saya) menurut ajaran Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kata انا adalah kata yang tidak dituliskan secara eksplisit tapi dinyatakan secara implisit. Gaya bahasa seperti ini sering ditemui dalam percakapan lisan:
A : Hai..mau kemana?
B : Mau ke pasar.

Artinya:
A : Hai...(kamu) mau kemana?
B : (saya) mau ke pasar
.
Ini sering kita ucapkan, dan kita tidak menjadi bingung dengan adanya penghilangan subjek dalam kalimat tersebut.
kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim
Bermakna: Saya menurut ajaran Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Selamat memulai hari dengan komitmen Basmallah. Semoga hari kita juga berakhir dengan Basmallah yang masih terpelihara.

sumber: tulisan penulis berdasar materi studi Quran

6 komentar:

Anonim mengatakan...

kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim
Bermakna: Saya menurut ajaran Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang masih kurang tepat , lebih tepat:(mudah2an) Saya menjadi menurut ajaran/ilmu Allah yang telah mengajarkan Quran (yg isinya qadruhu wa syarruhu) lagi pemberi kepastian menurut pilihan masing2.

Anonim mengatakan...

sorry ralat, lebih tepat:(mudah2an) Saya menjadi menurut ajaran/ilmu Allah yang telah mengajarkan Quran (yg isinya qadruhu khairuhu wa syarruhu) lagi pemberi kepastian menurut pilihan masing2.

Anonim mengatakan...

Sekedar tambahan bahwa kata Ismun dalam Bismillahirrahmaanirrahiem disandarkan kepada lafadz Allah menjadi "Ismullaah" dalam istilah Nahwu Sharaf itu adalah Mudhaf Mudhafun Ilaih, yakni sejenis kata majemuk (bentuk kepunyaan) atau Belonging, sehingga kata Ismullah terjemahnya tidak bisa dipisahkan sendiri-sendiri, harus dalam keutuhan kata majemuk itu sendiri menjadi "Ajaran-Allah" dilain konteks bahwa Ajaran Allah ini disebut juga "Alqur'an" yang isinya telah disebut oleh Anonim (yang isinya qadruhu khairu wa Syarru).

imamgoblog mengatakan...

Ibu Nurisah, mohon dikoreksi bahwa Hrf "Bi" disana hanya Harf Jarr atau kata sandang (bukan Jar Majrur),
Penulisan dlm hrf arab "jar Majrun" salah, bukan akhir "Nun" tpi "Ra",
penulisan Mu'jam dgn hrf Arab juga salah harusnya dengan "Ain" bukan "Hamzah".
Penjelasan ttg hrf "Alif Lam" dalam Arrahman bukan menunjukkan kata pelaku Paling, tapi menunjukkan bahwa kata benda tersebut bentuknya sudah Ma'rifat khusus atau definite article, sedangkan kata "Rahman" itu sendiri pola nya bukan pola kata pelaku paling melainkan "kata pelaku Maha" dlm bhs Inggris Superlative Degree bukan comparative degree dengan bentukkan pola khusus.
Begitu juga dengan kata "Rahiem" adalah bentuknya Kata Pelaku Maha.
Seharusnya jelaskan juga Arrahman Arrahiem itu adalah sejenis kata majemuk Sifat pensifatan istilah Ilmu Tatabahasanya adalah Na'tun Man'utun atau shifat maushuuf, yang mengandung arti yang "Maha --- lagi Maha ---"
selanjutnya lafadh "Ismullah" dan "Arrahman Arrahiem" itu adalah "Majrur" oleh "Bi" yang harf jarr tadi.
Nah Baru Lafadz Bismillahirrahmanirrahiem itu bentuknya adalah "Jar Majrur".
Sedangkan Jar Majrur itu adalah bukan kalimat lengkap dia hanya merupakan keterangan kalimat karena tidak memenuhi syarat SPO (Subjek Predikat dan Objek) dan atau (Fi'il - Fa'il dan Maf'ul) atau juga (Mubtada Khabar), dalam lafadz Bismillahirrahmanirrahiem ini tidak terlihat Subjeknya atau Pokoknya (tidak terlihat bukan berarti tidak ada). Dalam Tatabahasa Alqur'an terkadang ada satu kalimat dimana Subjek (Dhamir Munfashilnya) tidak terlihat atau disembunyikan. Padahal lafadz Bismilahirrahmanirrahiem itu adalah satu ayat Inti, ayat Pokok, yang seharusnya berbentuk kalimat lengkap, dan harus diketahui Subjeknya, sehingga kita harus mencari dimana subjeknya.
Dimana subjeknya?
Karena Bismillahirrahmanirrahiem ini adalah ayat jawaban dari perintah "Iqra" sedangkan dalam kata perintah itu ada yang memerintah sebagai Khitab/Pihak Pertama dan ada yang diperintah sebaga Mukhatab/Pihak kedua.
Ketika Perintah itu di jawab maka yang diperintah atau pihak kedua menjadi Subjek atau Pihak Pertama.
Siapa Pihak Pertama atau subjek dalam kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiem itu?
Jawab : yang menjadi subjek dalam Bismilaahirrahmaanirrahiem itu adalah Pihak Pertama, Bisa Saya, Bisa Kami.....

Sekian dulu terima kasih…..

Mudah mudahan menjadi pencerahan dalam memahami Bismillaahirrahmaanirrahiem. karena salah memahami ini maka akan salah memahami ayat-ayat selanjutnya.

kepada Ibu Nurisah ini dalam rangka "Tawashau Bilhaq"
Waiting for reply

Al Toro mengatakan...

Sedikit koreksi ‘Pak Imamgoblog’ -:)

Bi-(Ismi-llaahi) merupakan sebuah ikatan yang dalam Tata Bahasa Arab disebut: Jaar wa Majruur. Bi disini bukan sekedar Harf Jarr (Preposisi) seperti Fii, Ilaa, Min, dsb. Tetapi Jar wa Majruur ini dalam istilah gedongannya adalah Prefixed Preposition.

Sedangkan(Ismi-llahi) sendiri merupakan ikatan Idlaafah, dimana Ismi sebagai Mudlaaf dan Allahi sebagai Mudlaaf ilaih. Sehingga (Ismi-llahi) kalau dalam bahasa gedongannya menjadi: Ismi of Allahi. Jadi (Ismi-llahi) ini tidak lagi bisa dipisah-pisah. Kalau dalam Tata Bahasa Indonesia, ikatan Idlaafah itu setara dengan Kata Majemuk.

Karena Bi-(Ismi-llaahi) ini merupakan ikatan Jaar wa Majruur, maka harus Muta’aliq (link) dengan kata atau frase lainnya. Apakah kata atau frase lainnya itu? Nah itu harus dicari menurut konteks atau topiknya. Ada yang ngotot kalau Muta’aliq ke [Anaa], ada yang ke [Nahnu], bahkan ada yang ke frase [Anaa aqra’u], ada yang ke [Nahnu naqra’u], dsb. Kalau menurut anda Bi-(Ismi-llaahi) itu Muta’aliq kepada [Anaa], maka menjadi [Anaa] Bi-(Ismi-llaahi). Ini menjadi Kalimat Nominal alias Jumlah Ismiyyah. Kalau dalam bahasa Inggris menjadi demikian: I am into/by/for (Ismi-llahi).

Rahmaani (dalam genitif case alias majruur), berasal dari Kata Kerja Rahima. Menjadi Rahmaani menurut konjugasi bentuk Mubaalagah/Musyabbahah atas Pola Fa’laanu. Pola Fa’laanu ini tidak dikenal dalam Bahasa Arab Kontemporer (Al-Fusha), tetapi dikenal di dalam Classical Arabic atau “Qur’anic Arabic.” Sehingga makna kata Rahima akan menuntun kearah makna kata Rahmani itu.
Rahiimi (dalam genitif case alias majruur), juga berasal dari Kata Kerja Rahima. Menjadi Rahiimi menurut konjugasi bentuk Mubaalagah/Musyabbahah atas Pola Fa’iilun.

Nah, Rahmani dan Rahiimi ini mempunyai ikatan Shifah kepada (Ismi-llahi), sehingga yang Rahman dan yang Rahiim itu adalah (Ismi-llahi).

Jadi alihbahasa secara harfiah untuk [Anaa] Bi-(Ismi-llaahi)-rRahmaani-rRahiimi adalah: I am into/by/for (“Ismi” of Allah) which is the “Rahmaan” also the “Rahiim”.

Nah sekarang, kata “Ismi”, dan “Rahima” harus dicari pemecahan maknanya. Silahkan berdiskusi, berdebat, … tapi jangan berantem …

Ayo … belajar Tata Bahasa Arab yang bener dong … Banyak tuh buku-buku di luaran …

Salam,
Al Toro ‘tukang sate’

Anonim mengatakan...

ass.wrwb, kritik dan saran akan saya sampaikan kalau anti berkenan telp. 081558888830 wass.wrwb.

PERHATIAN

MAAF BLOG SEDANG DALAM PERBAIKAN, ISINYA TIDAK DIJAMIN BENAR

Cari aja disini..

Google
 

Sign by Dealighted - Coupons and Deals





Arsip Blog

Bertanyalah

Siapakah Anda? Di manakah Anda? Apa yang Anda lakukan sekarang? Untuk apa Anda hidup? Bagaimana Anda menjalani hidup? Mengapa Anda melakukannya? Darimanakah Anda? Kemanakah Anda akan pergi?



Pembaca