لايلف قريشالفهم رحلة الشتاءوالصيففليعبدوارب هذاالبيتالذياطعمهم من جوع وامنهم من خوف
Al Quraish : 1-4 Oleh karena kebiasaan orang-orang Quraish, kebiasaan mereka yang menumpuk bahan pangan dan kebiasaan yang menyimpang, maka hendaklah mereka mengabdi pada Tuhan Ka’bah ini, yang telah memberi makan mereka dari kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Terjemahan tersebut mungkin berbeda dengan terjemahan yang biasa Anda baca. Di banyak terjemahan, ayat الفهم رحلة الشتاءوالصيف sering diartikan “Kebiasaan bepergian di musim dingin dan musim panas”. Arti ini tidaklah salah dan merupakan salah satu arti harfiah yang juga tertera di dalam kamus. Tapi lihatlah isi keseluruhan ayat dan sisi historisnya.Ada dua istilah yang ada di dalam ayat kedua ini, yang asal katanya adalah شتا yaitu kebiasaan menumpuk makanan untuk musim dingin dan صاف yang artinya kebiasaan menyimpang, tidak sesuai tuntunan hidup.
Di sini Allah menegur orang-orang Quraish yang ingkar pada Allah setelah Allah memberinya keamanan dan kesejahteraan. Perbuatan mereka yang menyimpang dan amat kikir mencirikan bahwa mereka adalah orang yang tidak tahu terima kasih.
Ayat ini juga berkaitan dengan surat Ali Imran:103 yang berisi peringatan Allah untuk tetap berpegang teguh pada sistem hidup yang kokoh (Islam) yang telah menyelamatkan kehidupan mereka (orang-orang Quraish) yang dulunya terpecah-belah dan saling berperang. Ini adalah peringatan Allah SWT agar tidak kembali kufur setelah beriman. Ayat ini berkaitan pula dengan Attaubah 97-102 yang berisikan hal serupa dan lebih menjelaskan serta mengingatkan orang-orang Arab tentang kesalahan yang pernah mereka lakukan hingga menyebabkan hidup mereka seperti di dalam nar (neraka).
Pelajaran apakah yang bisa diambil dari teguran ini? Mungkin inilah teguran yang harus selalu kita ingat untuk menyadarkan kita dari kekikiran terhadap harta. Teguran bagi kita yang kerap khawatir pada kelaparan dan kemiskinan yang menghantui kita. Di saat miskin, kita tidak bisa menolong sesama karena kemiskinan kita. Di saat kaya, kita tidak mau menolong sesama karena kekikiran dan kekhawatiran kita akan hari esok. Semoga kita tidak menjadi seperti orang-orang Quraish, yang telah ditegur keras oleh Allah SWT seribu tahun yang lalu.
sumber; tulisan penulis