Senin, 24 Maret 2008

4. Studi Gramatikal

4. Semut-semut dalam surat An Naml
Semut kah yang dibicarakan dalam ayat ini? Semut kah yang telah diajak berbicara oleh Nabi Sulaiman? Mukjizat apakah yang dimiliki oleh Sulaiman? Bagaimanakah muslim memahami hakikat mukjizat? Jawabannya ada di dalam Quran, sebagaimana pertanyaan itu berawal.
Surat An Naml adalah surat yang turun di Mekkah. Pada ayat 18 di surat ke 27 ini, dikatakan:
حتی اذااتواعلی وادالنمل قالت نملة يايهاانمل ادخلوامسكنكم لايحطمنكم سلليمن وجنوده وهم لايشعرون
(An Naml:18)

Dalam terjemahan Quran, biasanya ayat tersebut diterjemahkan menjadi:
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, seekor semut berkata, “Hai semut-semut, masuklah ke sarang-sarang kamu agar Sulaiman dan balatentaranya tidak menginjak kamu sedang mereka tidak menyadari.”Dalam terjemahan ini, kata النمل diterjemahkan menjadi ‘lembah semut’. Dan kata نملة diterjemahkan ‘semut’.
Tapi benarkah seperti ini seharusnya?
Lets check this out..
An Naml adalah nama sebuah tempat, daerah. Seperti halnya nama lainnya, seperti nama orang, nama negara, nama kota, nama produk, nama Anda dan nama lainnya, nama tempat tidak perlu diterjemahkan. An Naml adalah nama sebuah tempat, sehingga tidak perlu diterjemahkan menjadi kota semut. Secara historikal, wilayah An Naml diperkirakan berada di Palestina. Kini letak Naml masuk ke dalam wilayah Israel. Kota Namal (nama lain dari An Naml dalam surat ini), merupakan kota tua yang pernah berdiri di Palestina. Sampai saat ini, terdapat pelabuhan bernama Namal di kota Tel Aviv di Israel.

Sedangkan نملة adalah bentuk tunggal kata benda Jamid, yaitu jenis kata yang tidak perlu diterjemahkan. Kata ini adalah sebuah nama. Jadi orang An Naml adalah orang An Naml. Bukan orang kota semut. Dan bukan semut.

Dalam bahasa Quran, setiap kata terdiri dari tiga huruf pokok. Kata An Naml terdiri dari ن م ل Penambahan huruf pada kata itu akan merubah arti dasarnya, menjadi kata dalam bentuk lain. Misalnya:
فتح = fataha, ini adalah bentuk (ma di)past tense, berarti ‘telah membuka’. Jika diubah menjadi ‘fatihun’ maka artinya menjadi ‘pembuka’ atau jika diubah menjadi ‘yaftaha’ يفتح , maka artinya menjadi ‘sedang/akan membuka’ (bentuk continous tense).

Penambahan huruf ة pada kata النمل akan mengubah artinya menjadi orang An Naml.
Siapakah orang-orang An Naml? Apakah semut-semut?
Pada banyak ayat lainnya, ayat 16, 20 dan ayat 39 surat An Naml diceritakan pula hal serupa mengenai kemampuan Sulaiman dalam berbicara dan berinteraksi dengan burung-burung dan bangsa dari golongan jin. Secara bahasa, penelisikan ayat 18, mengantar saya pada ayat-ayat tersebut (An Naml:16, 20, 39). Jika bukanlah semut yang Sulaiman ajak bicara, maka bukan pula burung dan bangsa jin yang dimaksud dalam ayat-ayat tersebut.
Diketahui pada An Naml:44, Sulaiman memiliki peradaban yang sangat tinggi, contohnya peradaban dalam bidang penerbangan dan arsitektur. Bahkan sang ratu menaikkan roknya karena mengira lantai yang injak adalah air.

Peradaban ini bukan tidak mungkin merupakan cerminan dari seluruh kemajuan peradaban di masa itu. Pembacaan Quran secara benar sebagai sumber sejarah, menentukan kebenaran pemahaman yang kita peroleh tentang masa lalu.
Keajaiban atau mukjizat Sulaiman yang tersirat pada An Naml ayat 18, dapat berbicara dengan binatang, membuat kebesaran Nabi Sulamain dalam bidang lainnya ilmu penerbangan dan pemerintahan, menjadi tenggelam begitu saja. Tidak diingat, tidak dikenal dan akhirnya tidak diambil sebagai hikmah ilmu bagi kita semua.
Pada An Naml:15, “Dan sungguh Kami datangkan ilmu pada Daud dan Sulaiman dan keduanya berkata: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman”.

Apakah kelebihan Nabi Daud dan Sulaiman dibanding orang-orang beriman lainnya? Ialah ilmu. Ilmu lah yang menjadi kelebihan mereka, dan bukan sihir, seperti yang dituduhkan Fir’aun kepada Musa. Apakah ilmu mereka? Dan apakah sebenarnya makna ilmu?

Ada perbedaan mendasar antara ilmu dan sihir. Di dalam sihir, proses yang terjadi tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Tongkat berubah menjadi bunga, topi menjadi bola, ada orang bisa menghilang. Lain halnya dengan sulap, yang menggunakan trik-trik dengan alat-alat teknologi. Sulap hanya nampak seperti sihir bagi para penontonnya, bagi orang-orang yang tidak mengetahui rahasia di balik aksi sulap tersebut. Tapi bagi si pesulap, para crew sulap dan orang-orang yang mengetahui trik tersebut, aksi sulap hanyalah sebuah permainan untuk memanipulasi ilusi penonton.

Allah menegaskan dalam An Naml:15, bahwa yang Allah berikan kepada Daud dan Sulaiman adalah ilmu, bukan sihir. Ilmu lah yang melebihkan Daud dan Sulaiman dari hambaNya yang lain. Maka ilmu pula yang mengangkat harkat orang beriman lebih tinggi dari hambaNya yang tidak berilmu. Lalu kepada siapa Allah memberi ilmu? Kepada hambaNya yang meminta di jalanNya.

ولقداتيناداودوسليمن علماوقالاالحمدلله الذي فضلناعلى كثيرمن عباده المٶمنين
An Naml: 15, “Dan sungguh Kami datangkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman”.
2. Al Baqarah
3. Ar Ra’d
4. Al Fajr
5. Al Alaq

sumber: tulisan penulis berdasar materi studi Quran

5 komentar:

Anonim mengatakan...

saya pernah berpendapat tentang Al Quran , dan seorang rekan mengingatkan saya dengan kata2 singkat yg selalu saya ingat :
"benarkah semua itu sesuai dengan yang Allah maksudkan?"

Johan mengatakan...

Keutamaan orang berilmu (`alim) melebihi ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas bintang pada malam bulan purnama. (dari http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=emagazine&id=29&fid=301).

Sebagian besar Ilmu2 yg beredar di claim hasil temuan para penemu atas hasil kerja keras mereka. Tidak ada Al Qur'an di sana.
Msh adakah ilmu warisan Sulaiman & Daud yg di Qur'an yg bs di implementasikan dgn bukti ilmiah ??

Anonim mengatakan...

Betul-Betul-Betul Benarkah sudah yang anda katakan tentang Qur'an??? Apakah memang sudah sesuai dengan Kehendak Allah atau sekedar sesuai dengan Teori AQMSR??

Unknown mengatakan...

nih liat aja tentang benua atlantis yang hilang seperti borobudur oleh k.h fahmi bahsya sejarah merupakan hanya catatan demi catatan tetapi ada pembuktian purbakala itu baru benar sains quran borobudur peninggalan nabi sulaiman dan nabi daud

Unknown mengatakan...

segala sesuatu yang gaib dan petunjuk allah tidak bisa di pikir oleh nalar atau logika manusia semua hanya bisa meyakini atas kebesaran allah seperti umur anak kecil 7 tahun tahfidz quran syekh rasyid yang sekarang di tayangkan di rcti apakah itu sebuah pemikiran logika?

PERHATIAN

MAAF BLOG SEDANG DALAM PERBAIKAN, ISINYA TIDAK DIJAMIN BENAR

Cari aja disini..

Google
 

Sign by Dealighted - Coupons and Deals





Arsip Blog

Bertanyalah

Siapakah Anda? Di manakah Anda? Apa yang Anda lakukan sekarang? Untuk apa Anda hidup? Bagaimana Anda menjalani hidup? Mengapa Anda melakukannya? Darimanakah Anda? Kemanakah Anda akan pergi?



Pembaca