Selasa, 18 Maret 2008

1.2 Tahap-tahap Mencapai Iman

Kata ‘iman’ di atas adalah ‘iman’ dalam makna iman menurut firman Allah. Iman adalah sebuah kondisi alamiah melalui usaha pencapaian. Mengapa disebut alamiah? Karena di dalam diri manusia, telah ada sebuah iman Islam. Dalam Ali Imran 19 dijelaskan sebenarnya din dalam diri manusia hanya ada satu, yaitu din Islam, penyerahan pada satu Tuhan, Allah SWT, pengabdian pada satu tata aturan hidup. Dan mengapa disebut sebagai sebuah pencapaian? Karena berbagai hal dalam hidupnya, iman ini terkikis bahkan hilang dari dalam dirinya. Dan untuk mencapai hakikat beriman, kita perlu melalui tahap-tahap, yaitu tahap mencapai iman dan Islam. Ini adalah jalan tempat melangkah menuju iman dan Islam, menuju pada hakikat manusia.

Dalam Ali Imran:16-17 dikatakan bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang sabar, orang-orang yang benar, orang-orang yang tunduk, orang-orang yang menafkahkan hartanya dan yang memohon ampunan. Tunduk artinya mengikuti, menjalankan hidup sesuai tata aturan tertentu, yaitu Quran.
Tata aturan di dalam Islam terdiri dari lima rukun yang menopang kehidupan para mukmin. Rukun Islam menjadi rangka pembinaan Islam, yaitu pembinaan diri dan umat. Lima rukun ini menjaga kelangsungan pelaksanaan alQuran sebagai sumber hukum orang Islam. Oleh karena itu, rukun Islam adalah penataan diri dan penataan umat Islam.
Islam Sebagai Sebuah PenataanAda dua penataan di dalam Islam, yaitu penataan diri pribadi dan penataan kumpulan manusia (keluarga, masyarakat, negara).
a. Penataan atau pembinaan diriDi dalam Islam, ada rukun iman dan rukun Islam. Setiap butir di dalam rukun-rukun tersebut merupakan tahap pembinaan diri. Di dalam rukun Islam;
1. Mengucapkan kalimat syahadat.
Pengucapan ini adalah sebuah pernyataan diri untuk menyerahkan hidupnya pada keyakinan tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul/utusan Allah. Komitmen ini mendasari setiap langkah berikutnya dalam hidupnya. syahadat menjadi komitmen seorang muslim selama hidupnya dan dinyatakan secara terus-menerus, sedikitnya lima kali dalam sehari dalam shalat.

Bersyahadat Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, adalah sebuah pengakuan diri untuk tunduk dan patuhi kepada Allah dengan Muhammad sebagai rasul penyampaiNya. Apa yang harus dipatuhi? Yaitu perintah dan laranganNya yang disampaikan kepada Muhammad untuk umat manusia.

Dalam Albaqarah ayat 4, “Dan mereka yang beriman kepada apa yang telah diturunkan (alQuran) kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah diturunkan sebelummu, serta meraka yakin akan adanya akhirat”.
Dan apa yang telah diturunkan pada Muhammad, adalah Quran. Sehingga beriman kepada Allah adalah beriman kepada Quran. Quran menjadi pedoman hidup orang-orang yang beriman.
Dalam Al Isra atau juga dikenal surat Bani Israil ayat 9, “Sesungguhnya Quran ini memberi petunjuk ke arah hidup tangguh atau kokoh, membuat hidup bahagia orang-orang yang shaleh”.

Allah telah memperuntukkan Quran ini sebagai petunjuk hidup menuju hidup yang tangguh. Janji Allah untuk membuat hidup manusia menjadi tangguh ini, bukanlah omong kosong. Ini pasti, yaitu dengan sebuah komitmen berpedoman pada Quran. Siapa yang hidup dengan Quran, dialah yang memiliki hidup tangguh. Ini ditegaskan Allah dalam AtTaubah ayat 111, “Sesungguhnya Allah telah menukar/membeli dari mukmin, diri (jasad dan psikis) dengan hidup janah. Mereka berperang di jalan Allah, maka mereka membunuh atau terbunuh, demikian janji Allah dalam Taurat, Injil dan AlQuran. Siapakah yang lebih mentaati janji selain dari Allah? Maka bergemberilah dengan jual beli yang telah kamu lakukan denganNya dan itulah kemenangan yang besar”.

Untuk menjadikan Quran sebagai pedoman hidup, diperlukan pemahaman Quran secara benar agar hidup pun menjadi benar. Dan pemahaman ini diperolah dari proses membaca. Jadi, membaca adalah tahap pertama dalam menjalani hidup. Tahap ini adalah tahap mempelajari pedoman hidup.

Membaca رتل Dalam Albaqarah:4, “Dan mereka yang beriman kepada apa yang telah diturunkan (alQuran) kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah diturunkan sebelummu, serta meraka yakin akan adanya akhirat”.
Dan apa yang telah diturunkan pada Muhammad, adalah Quran. Dalam Al Isra atau juga dikenal surat Bani Israil:9, “Sesungguhnya Quran ini memberi petunjuk ke arah hidup tangguh atau kokoh, membuat hidup bahagia orang-orang yang shaleh”.

Allah telah memperuntukkan Quran ini sebagai petunjuk hidup menuju hidup yang tangguh. Janji Allah untuk membuat hidup manusia menjadi tangguh ini, bukanlah omong kosong. Ini pasti, yaitu dengan sebuah komitmen berpedoman pada Quran. Siapa yang hidup dengan Quran, dialah yang memiliki hidup tangguh. Ini ditegaskan Allah dalam atTaubah ayat 111, “Sesungguhnya Allah telah menukar/membeli dari mukmin, diri (jasad dan psikis) dengan hidup janah. Mereka berperang di jalan Allah, maka mereka membunuh atau terbunuh, demikian janji Allah dalam Taurat, Injil dan AlQuran. Siapakah yang lebih mentaati janji selain dari Allah? Maka bergemberilah dengan jual beli yang telah kamu lakukan denganNya dan itulah kemenangan yang besar”.

Rasul telah memberi prosedur pada mukmin untuk mencapai iman dan menjadi orang bertakwa. Dalam surat Almuzammil:1-11 menjadi titik tolak upaya pencapaian ini, yaitu:
يايهاالمزمل۝قم١ليل١لاقليل۝نصفه١ونقصمنﻪقليلا۝
Dan seterusnya.
Di Indonesia, malam hari adalah waktu dari pukul 7 malam hingga pukul 4 dini hari, kurang lebih 9 jam. Maksud ayat di atas adalah perintah untuk bangun di malam hari selama setengah malam, sepertiga malam atau dua pertiga malam. Untuk apa? Untuk membaca, mempelajari dan memahami alQuran. Rasul selalu mengakhirinya dengan shalat. Semakin manusia memahami petunjuk hidupnya, maka akan semakin tertata hidup yang ia jalani. Karena di awal, mukmin telah menyatakan dirinya berkomitmen pada din Islam.
Janji yang telah dipegang menjadi komitmen ini membutuhkan pembinaan reguler dan terus-menerus. Shalat adalah pembinaan diri yang menjaga langkah hidup agar sesuai dengan komitmen untuk memeluk Islam. Shalat bersifat periodek (berkala) dan terus-menerus sepanjang hidupnya. Sehingga, sebenarnya shalat memudahkan manusia untuk tetap konsisten pada keyakinannya

ShalatDi Indonesia, banyak penduduknya yang beragama Islam, tetapi mengapa masih banyak pula tindak kejahatan yang terjadi? Allah berfirman dalam Alankabut:45 “Bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari Kitab (Quran) dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar, dan sungguh Allah mengingatmu lebih besar. Dan Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”.

Shalat adalah ibadah yang waktunya ditentukan Allah (annisa:103). Istilah ‘sembahyang’ sering digunakan untuk ini. jika ditilik dari bahasa, ‘sembahyang’ terdiri dari kata’ sembah’ dan ‘hyang’. Apakah shalat dilakukan hanya untuk menyembah Allah? Allah berfirman dalam Thaahaa:14, dirikanlah shalat untuk mengingatku. Untuk kesekian kalinya tidak bosan saya katakan, mengingat Allah adalah mengingat firmanNya, ajaranNya. Karena itulah yang manusia tahu tentang Dia
Jika demikian, mengapa shalat telah dilakukan namun perbuatan keji dan mungkar tetap ada? Itu artinya ia belum melakukan shalat dengan benar, karena Allah maha benar, tidak ada yang salah dalam segala firmanNya. Dan berikut ini adalah tuntunan shalat agar menjadi benar dan berdampak kebaikan pada yang melakukannya, sesuai firmanNya tadi.

Sa’ah sebagai suatu manajemenSa’ah adalah saat atau waktu tegaknya Quran pada diri. Secara harfiah, sa’ah juga bisa berarti kiamat.
Untuk mencapai tujuannya, manusia memerlukan suatu pengaturan atau manajemen hidup. Dalam Islam, manajemen untuk Sa’ah atau tegaknya Quran pada diri pun dibuat sebaik mungkin. Dalam kehidupan nyata, seseorang yang menegakkan Quran dalam kehidupannya, kadang-kadang menemui rintangan. Rintangan itu bisa muncul di dalam pribadi orang tersebut atau dari luar diri yang disebut sebagai lingkungan.

Rintangan dari dalam bisa berupa mengendurnya semangat untuk tetap konsisten pada Quran, godaan untuk berbuat maksiat dan sejenisnya. Rintangan dari luar diri bisa datang dari lingkungan keluarga, teman ataupun masyarakat. Cara kita mengatasi rintangan atau gangguan tersebut haruslah dengan cara yang bijak dan santun. Tindakan ini mencerminkan berhasilnya pembinaan diri pribadi sebelum pada tahap pembinaan masyarakat. Menurut hadits, Islam dibangun atas lima pembangunan; pribadi, rumah tangga, kelompok, bangsa dan antar bangsa.
Allah berfirman dalam surat Yusuf:103
وما١كثر١لنّاسولوحرصتبموءمنين
“Dan kebanyakan manusia tidak beriman, walaupun engkau sangat menginginkannya”.

Wudhu
Langkah awal shalat adalah wudhu مِعْتَاحُالصَّلاَةٍالْوُضُعْ
Sebelum berwudhu ada doa yang diucapkan. Tata cara wudhu di jelaskan dalam alMaidah:6. Doa adalah niat hati yang menjadi tekad untuk dijelmakan oleh jasmani kita.
1. Mencuci jari Kita mencuci jari untuk membersihkan jari kotoran yang melekat padanya dan dari perbuatan dosa yang telah dilakukannya. Doa ini juga bentuk niat untuk melakukan yang baik dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan jari dan tangan kita. Doa ini juga disertakan pada setiap langkah membersihkan organ-organ lainnya di dalam berwudhu.
2. Membersihkan mulut dan hidung
Memasukkan air ke dalam mulut dan berkumur. Untuk membersihkan secara maksimal, sedikit air dimasukkan ke dalam lubang yang menghubungkan tenggorokan dan kerongkongan. Caranya, hidung sedikit menghirup atau menyedot air yang ada dalam mulut.
Langkah ini dibarengi niat untuk membersihkan hidung dan mulut dari pekerjaan salah yang hidung dan mulut lakukan.
3. Membersihkan tangan
Telapak tangan dan jari jemari dibersihkan dengan air, sapukan sampai ke pergelangan siku.
4. Membasuh wajah
Air disapukan pada seluruh permukaan muka. Doanya adalah membersihkan pandangan dari hal memandang yang dilarang Allah.
5. Membersihkan kepala dan kuduk
Yang dimaksud kepala adalah kulit kepala, entah ia berambut atau tidak. Dan dibarengi doa membersihkan kepala dari perbuatan salahnya. Membuang pikiran buruk dan salah yang pernah ada serta membuang niat berpikir berprasangka buruk.
6. Membersihkan telinga
Membersihkan daun telinga bagian luar dan dalam. Termasuk membersihkan liang telinga, bisa dengan menggunakan cotton bud.
Membuang jauh-jauh keinginan untuk mendengarkan hal yang sia-sia dan hal-hal buruk yang membawa pada kemaksiatan.
7. Membersihkan kaki
Membilas ujung jari kaki sampai lutut dengan air. Telapak kaki biasanya adalah bagian yang paling kotor. Menggosok-gosokkan telapak kaki pada permukaan lantai yang kasar mungkin akan memudahkan menghilangkan kotoran tersebut.
Diiringi niat untuk tidak akan lagi melangkah ke tempat-tempat maksiat, ke tempat-tempat yang sia-sia dan membawa kemudharatan. Setelah menyucikan diri, lalu shalat (al A’la:14-15)..

Zakat
Zakat menurut bahasa, berarti nama’=kesuburan, thaharah=kesucian, barakah=keberkatan dan berarti juga tazkiyah, tathhier=mensucikan. Syara’ memakai kata tersebut untuk kedua arti ini. al Iman An Nawawi mengatakan zakat mengandung makna kesuburan. Dengan zakat, harta menjadi subur, tidak hanya harta pribadi namun harta umat manusia, karena tidak ada harta yang terpendam, tertutup tanpa manfaat, harta diam dan tidak mengalir. Karena itu zakat menyehatkan perekonomian. Istilah zakat digunakan untuk sedekah yang wajib, sedekah sunah, nafakah, kemaafan dan kebenaran. Denngan keragaman bentuk itu, zakat mempunyai beberapa istilah:
a. Zakat
Al Baqarah:43, “Dan dirikanlah shalat dan dirikanlah zakat dan rukulah bersama-sama orang yang ruku’.
b. Shadaqah“Apakah mereka tidak mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan mengambil shadaqah-shadaqah dan bahwasanya Allah sangat menerima taubat hambaNya lagi senantiasa kekal rahmatNya (At Taubah:104).
c. Haq“Dan Dialah Allah yang menciptakan tumbuh-tumbuhan yang dibuat panggungnya dan yang tidak dibuat, menciptakan korma dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka rasanya, zaitun dan buah delima yang hampir-hampir bersamaan bentuknya dan yang tidak bersamaan. Makanlah sebagian buahnya jika dia berbuah dan berikan haqnya di hari dia dituai dan janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (Al An’am:141).
d. Nafaqah
“Dan segala mereka yang membendaharakan emas dan perak dan mereka tidak menafkakannya di jalan Allah, maka gembirakanlah mereka dengan azab yang memedihkan”. (At Taubah:34)
e. ‘Afuw“Ambillah ‘afuw dan suruhlah yang ma’ruf dan berpalinglah dari orang-orang yang jahil”. (Al A’raf:199)
Ringkasnya istilah zakat digunakan untuk beberapa arti. Zakat adalah bagian harta yang dikeluarkan di jalan Allah. Namun yang berkembang di masyarakat, istilah zakat digunakan untuk shadaqah wajib dan kata shadaqah digunakan untuk shadaqah sunah. Para ulama menggolongkan ibadah zakat ini ke dalam golongan ibadah maliyah.
Kata zakat di dalam alQuran disebutkan secara ma,rifah sebanyak 30 kali. Delapan di antaranya adalah surat Makkiyah dan lainnya adalah surat Madiniyyah. Berikut adalah ayat-ayat yang menerangkan tentang zakat:
Albaqarah:43, 110, 220, 261- 267 dan 272, At Taubah:11 dan hampir semua kata ‘shalat’ diikuti perintah untuk berzakat.
3. Melaksanakan ZakatAl Mawardi dalam Zakat adalah bagian harta yang diberikan kepada kaum-kaum tertentu berdasar ketentuan hukum (Quran). Zakat menyuburkan, memberkahi harta manusia dengan sebuah penataan ekonomi secara benar. Tidak ada dana yang mengendap sia-sia dan tidak produktif. Zakat membuat aliran dana menjadi lancar dan membangun ekonomi yang sehat. Tidak ada kesenjangan kemakmuran karena berbagai hal, misalnya terhentinya arus modal, monopoli sektor ekonomi dan faktor-faktor di luar sektor ekonomi. Zakat menghidupkan kemakmuran manusia dengan adil.

Kata zakat dalam Quran disebutkan secara ma’rifah sebanyak 30 kali. Delapan kali di antaranya terdapat dalam surat-surat Makiyah (surat yang turun di Mekkah) dan lainnya terdapat dalam surat Madaniyah.

Puasa
Dalam Al Baqarah ayat 183 sampai 185, Allah memerintahkan manusia untuk berpuasa. Perintah ini juga telah ada sebelum diturunkannya Al Quran. Puasa adalah bentuk pembinaan diri sekaligus pembinaan umat karena ditentukan waktu para muslim untuk berpuasa. Detail dalam berpuasa menjadi pelatihan diri untuk pribadi yang lebih baik. Dimulai dengan pengaturan pola makan (yang juga berfungsi sebagai detoksifikasi) sampai pengaturan pola aktifitas.

Haji
Berikut adalah ayat-ayat tentang pelaksanaan ibadah haji, yaitu Al Baqarah ayat 196 sampai ayat 200. Haji adalah ibadah untuk pembinaan diri dan pembinaan umat Islam di seluruh dunia. Dalam haji, seluruh umat Islam dari semua penjuru dunia bertemu dan bersatu. Jika pada kenyataannya, saat ini tidak ada persatuan dan ikatan persaudaraan antara umat muslim, maka ada kekurangan dalam fungsi ibadah haji.
Jika dianalogikan dalam sebuah alat, sebuah alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka dapat dikatakan alat itu rusak. Agar bisa berfungsi kembali, maka alat itu harus diperbaiki, dihilangkan kerusakannya.

Garis Iman

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mencapai berarti tindakan menuju pada sesuatu. Artinya, ia berangkat dari sebuah titik tolak menuju pada kondisi iman. Pokok tahapan mencapai iman berarti poin-poin, titik-titik tindakan menuju keadaan beriman. Jika kita satukan, maka titik-titik tersebut menjadi sebuah garis. Maka tahap mencapai iman adalah garis menuju iman, atau garis iman.

Di dunia ini, ada beragam garis iman berkaitan dengan ajaran Allah yang diturunkan melalui para rasulNya untuk disampaikan pada umat manusia. Berikut adalah garis iman-garis iman pada umumnya.
1. Garis Iman Rasul
Orang-orang golongan ini adalah orang-orang yang mengetahui (سَمِعْنَا) lalu mereka mentaatiNya (اَطَعْنَا).
Dalam Albaqarah ayat 285:
“Rasul (Muhammad) telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan (demikian pula) orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya, (seraya mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan lain) daripada rasul-rsaulNya”. Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
Kata سَمِعْنَا pada ayat ini diterangkan pada Ali Imran ayat 193:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendengar seruan orang yang menyeru kepada iman, berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan matikanlah kami bersama orang yang baik-baik”.

Jika kita ingin termasuk dalam golongan yang mentaati perintah Allah, maka tentunya kita harus memahami perintah Allah. Dan hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui apa perintah Allah. Membaca adalah jalan untuk mengetahui dan memahami apa perintah Allah, memahami AlQuran.

Membaca (رَتِلَ ), dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti meletakkan pandangan pada yang tertulis dan memindahkan isinya ke dalam pendangan si pembaca, bisa dilafalkan atau tidak (dalam hati).
Prosedur dan titik tolak membaca ada pada surat Muzammil 1-11;

2. Garis Iman Sekuler
Sekular adalah pemisahan secara tegas orientasi dunia dan akhirat. Sedangkan arti harfiahnya (secular) adalah, dunia atau tinggal di luar gereja. Sikap memisahkan urusan akhirat dari urusan dunia ini telah dilakukan oleh banyak kaum sebelum kita. Mereka menerima ajaran dari Allah, banyak yang memahami namun tetap mengingkarinya. Mereka tidak melaksanakan aturan dari Allah, bukan karena tidak memahami, tetapi karena mereka memisahkan kepentingan dunia dengan kepentingan akhirat. Padahal, hidupnya di akhirat adalah cermin dari akhlaknya (kualitas tindakan) di dunia.
Dalam Quran diceritakan tentang sejarah kenabian, di mana selama ribuan tahun, firman Allah turun pada bangsa Yahudi. Dan apa yang terjadi? pembangkangan demi pembangkangan menghiasi sejarah kenabian. Dari kesalahan inilah kita belajar, untuk tidak mengulanginya. Pada garis ini, ada dua macam sikap ketika mengetahui alQuran, yaitu:
a. سَمِعْنَا (mengetahui) lalu عَصَيْنَا (mengingkari atau tidak mau mentaatinya)
Orang-orang jenis ini adalah mereka yang mengetahui isi alQuran namun tidak mau mengamalkan apa yang ada di dalam alQuran. Sebagian besar orang-orang Yahudi mengetahui apa yang disampaikan Muhammad (alQuran), Allah berfirman dalam Albaqarah:146

“Orang-orang yang telah Kami beri Alkitab mengenalnya seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, dan sesungguhnya segolongan di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”.
Bangsa Yahudi mengenal isi alQuran seperti mereka mengenal anaknya sendiri, namun mereka mengingkarinya karena kesombongannya. AlQuran adalah kitab suci yang penuh hikmah bagi siapapun yang mengetahuinya dengan baik. Alhasil, walaupun bagi mereka yang tidak mau tunduk pada perintah Allah, mereka ini tetap bisa mengambil manfaat dan mengambil ilmunya. Tidak mengherankan jika banyak orang Yahudi menjadi orang kuat yang berpengaruh menguasai dunia, karena menguasai ilmu.
b .سَمِعْنَاغَيْرَمُسْمَعٍ (mengetahui sebagian/tidak serius) lalu عَصَيْنَا (mengingkari atau tidak mau mentaatinya)
Orang-orang dari jenis ini adalah mereka yang mengetahui sebagian atau sedikit dari alQuran namun mereka mengingkarinya dan tidak mau taat pada perintah Allah.
Golongan ini serupa dengan golongan pertama. Keduanya sama-sama tidak mau beriman pada Allah. Mereka yang memahami alQuran baik seluruh, setengah atau sebagian kecil alquran, akan menjadi sia-sia jika tidak mau beriman pada Islam.

3. Garis Iman Jahiliyah
Jahiliyah adalah istilah di dalam alQuran yang berarti tidak mengetahui, bodoh atau tidak berilmu. Yaitu pada Ali Imran:154, Almaidah:50, Al ahzab:33)

2. Prosedur mencapai iman:

Setelah memahami apa arti iman menurut firman Allah pada Muhammad saw, langkah berikutnya adalah menentukan sebuah pilihan. Ada dua pilihan, menjadi orang beriman atau tidak beriman. Setiap pilihan memiliki resiko masing-masing. Namun Allah menjanjikan resiko yang baik jika kita beriman. Seperti firmanNya dalam alBaqarah:62, “Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi-in, barang siapa yang beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala di sisi Tuhan mereka dan tidak (pula) mereka berduka cita”.
Allah memberi petunjuk mencapai iman dalam alMuzzammil :
۱۔يَاَيٌُهَاالْمُزٌَمٌِلُ
1. Hai orang yang berselimutالْمُزٌَمٌِلُ adalah orang yang badannya tertutupi atau orang yang pikirannya tertutupi, tertutupi ketidaktahuan dan kebodohan.
۲ـقُم‎ِ
1. bangunlah pada malam hari kecuali sedikit
bangunlah kecuali sedikit, kecuali dari ‘bangun’ adalah ‘tidak bangun’. Artinya kita diperintahkan untuk bangun di malam hari dan tidak bangun (tidur) di sebagian lainnya. Kita tidak diperintahkan untuk bangun sepanjang malam.
٣ـنٌِصْفَهُ
2. setengahnya atau sepertiganya (malam)
bangunlah selama setengah malam, sepertiga malam

3. atau dua per tiga malam dan bacalah alQuran dengan sungguh-sungguh (pahami)
bangunlah di sebagian malam dan pelajari, pahamilah alQuran dengan benar-benar.

4. Sesungguhnya Allah akan menancapkan kepadamu perkataan alQuran yang berbobot hebatKalam yang berbobot hebat akan masuk ke dalam pemahaman benak manusia. Jika pandangan manusia telah benar, maka amal perbuatan kemungkinan besar juga akan benar. Tapi jika memiliki pandangan dan pemahaman yang salah, perbuatan yang dilakukan sudah pasti salah.

5. Sesungguhnya bangun di malam hari, lebih mantap dan lebih lurus dalam (upaya) memahami.Manusia diperintahkan bangun pada malam hari untuk mempelajari alQuran, karena malam hari adalah waktu yang tepat, hening sehingga lebih bisa berkonsentrasi, dan di siang hari manusia sibuk bekerja mencari penghidupan.

6. Sesungguhnya di siang hari engkau mempunyai urusan yang banyak.
7. Dan ingatlah ajaran Tuhanmu dan lepaskanlah selainnya.اسم dalam kamus berarti nama, ajaran atau paham. Dalam ayat ini اسم bermakna ajaran Allah. تَبَتَّلْ berarti lepaskan. Artinnya ingatlah ajaran Allah dan lepaskanlah ajaran selain ajaran Allah.


8. (Yaitu) ajaran dari timur dan barat. Tiada Tuhan selain Allah. Karena itu, ambillah ajaran dari Allah.Sejak jaman dulu, orang-orang di dunia telah terpilah menjadi pandangan dari barat dan pandangan timur. Ketika jaman pertengahan, terdapat paham budaya dari barat yaitu Romawi dan paham timur yaitu Persia. Pada saat ini ajaran dari timur adalah paham sosialis komunis dan paham dari barat adalah liberalisme.
رَبُّ

9. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.Jika ada yang berkata buruk padamu, maka bersabarlah yaitu tetap berpegang teguh. Dan menghindarlah dari mereka yang berkata buruk padamu dengan cara yang baik, tanpa menyakiti perasaan mereka.

Ikhsan sebagai suatu tujuan
Ikhsan adalah organisasi hubungan antara Allah sebagai subjek dengan manusia sebagai objek, antara ajaran Allah dengan perbuatan manusia, antara Quran menurut sunah rasul dengan amal perbuatan manusia.
وماجلقت١لجنولانس١لاليعبدون
Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaKu.
Untuk mengabdi kepada Allah, manusia memerlukan pemahaman akan keberadaan Allah dan daya ingat terhadap Allah. Apa yang bisa kita ingat tentang Allah? Rupa dan sosok Allah sama sekali kita tidak tahu. Tentu saja, perintah Allah untuk selalu berdzikir mengingatNya adalah perintah untuk mengingat ajaranNya, yaitu perintah dan larangan Allah. Sebelum proses mengingat ini, manusia memerlukan pemahaman yang benar terhadap ajaranNya. Sehingga, dzikir pada Allah adalah ingat pada perintah dan larangan Allah.

sumber: tulisan penulis berdasar materi studi Quran

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Modifikasi dari karya besar M. Isa. Afalaa ta'qiluun?

PERHATIAN

MAAF BLOG SEDANG DALAM PERBAIKAN, ISINYA TIDAK DIJAMIN BENAR

Cari aja disini..

Google
 

Sign by Dealighted - Coupons and Deals





Arsip Blog

Bertanyalah

Siapakah Anda? Di manakah Anda? Apa yang Anda lakukan sekarang? Untuk apa Anda hidup? Bagaimana Anda menjalani hidup? Mengapa Anda melakukannya? Darimanakah Anda? Kemanakah Anda akan pergi?



Pembaca