Ada seorang teman saya yang berkata bahwa iman adalah masalah hati dan hanya Allah yang tahu apakah seseorang beriman padaNya ataukah tidak. Jika demikian, apakah Allah hanya melihat dari isi hati saja tanpa melihat perbuatannya? Mungkinkah seorang yang baik hatinya melakukan kejahatan sepanjang hidupnya? Mungkinkah seseorang yang berbuat baik sepanjang hayatnya ternyata memiliki hati yang keji? Manakah dari mereka yang akan layak mendapat surga di sisi Allah? Apakah benar makna iman adalah percaya? Dan mengapa iman diartikan sebagai percaya ?
Hidup ini memang penuh tanda tanya. Tapi manusia selalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya. Entah ia ilmuwan, sastrawan, seniman, politikus, teknokrat atau siapapun, akan selalu ada pertanyaan di dalam benaknya. Karena kita adalah manusia, makhluk dengan akal pikiran. Dan saya adalah salah seorang manusia yang sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam diri.
Pada batas ini, semua pertanyaan tentang Islam akan terjawab pada catatan saya selanjutnya. Pemaknaan iman sehingga seperti makna saat ini, ternyata terjadi melalui suatu proses panjang (dibahas dalam sub judul Sejarah Iman).
Dalam hidup saya, pemahaman terhadap iman adalah hal yang sangat strategis, vital dan mendasar. Dalam menjalankan hidup, saya melangkah di dalam konsep hidup yang saya miliki. Dalam kehidupan saya, saya selalu melihat bahwa seseorang akan giat bekerja jika ia percaya kebaikan dari giat bekerja. Begitu pula seseorang yang malas bekerja, artinya ia tidak meyakini prinsip yang mengharuskan ia bekerja. Dalam kehidupannya, manusia memiliki konsep hidup masing-masing. Apakah konsep itu adalah konsep yang baik atau buruk bisa dilihat dari perilaku hidupnya.
Pada manusia beragama, seharusnya, agama itulah yang menjadi konsep hidupnya. Kenyataannya, banyak manusia beragama melakukan perilaku yang sangat buruk, misalnya; mencuri, memfitnah, memperkosa dan tindakan asusila lainnya. Apakah mereka memiliki konsep hidup yang buruk? Apakah agama yang mereka yakini adalah agama yang buruk? Perilaku mereka kah yang buruk? Ataukah agama mereka yang buruk?
Bagi saya, tidak ada agama samawi yang mengajarkan keburukan pada manusia. Apalagi dinul Islam sebagai din terakhir bagi umat manusia. Mengapa saya lebih memilih kata din daripada agama. Walaupun keduanya memiliki makna serupa tapi kata din menurut saya lebih sesuai untuk mengungkapkan Islam. Kata ‘agama’ berasal dari bahasa Sansekerta, a berarti tidak dan gama berarti kacau, porak-poranda. Agama artinya tidak kacau, tertata, tertib. Din berarti sebuah sistem, tatanan, tata aturan. Dan Islam adalah suatu penataan kehidupan manusia.
Islam adalah sebuah tatanan hidup yang sempurna bagi manusia. Sementara di Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya memeluk dinul Islam, sering terjadi pelanggaran hukum. Indonesia adalah negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia. Kejahatan-kejahatan mencuri, membunuh dan lainnya juga terjadi di negeri ini, seperti juga terjadi di belahan bumi lainnya.
Jika agama adalah sebuah tatanan hidup, sebuah konsep hidup, mengapa masih banyak orang beragama yang sering berperilaku buruk dalam hidupnya. Apa yang salah? Benarkah mereka yang sering berperilaku buruk itu adalah orang yang beragama? Orang yang beriman?
Saya mencoba menelaah kembali semua permasalahan tersebut secara mendasar. Dalam sebuah contoh sederhana, jika ada sebuah alat yang rusak atau tidak berfungsi, maka untuk memperbaikinya diperlukan cara. Pertama, mengidentifikasi kerusakannya, dengan memeriksa seluruh komponen apakah berfungsi dengan baik atau tidak, dan kedua, memperbaikinya.
Iman adalah kata istilah yang ada di dalam Quran. Karena itu upaya memaknai kata ‘iman’ perlu dikembalikan lagi pada Quran.attDalam ayat tentang iman, selain kata-kata batiniah atau psikis, kata-kata jasminiah selalu turut pula disertakan, seperti ; amal shaleh, perbuatan, jalan hidup, batin, benak, sangkaan dan lain sebagainya. Ini menunjukkan iman itu lebih dari sekedar produk batiniah. Iman itu dicerminkan di dalam hati dan tindakan manusia.
Dengan demikian, iman adalah pandangan dan sikap hidup. Tapi jika Anda bertanya apakah arti iman kepada seseorang, mungkin hampir semuanya mengatakan iman adalah percaya. Dan jika Anda bertanya pada orang-orang itu, apakah mereka beriman pada Allah? Mungkin juga Anda akan mendapat jawaban yang sama dari mereka. Ya, mereka beriman. Bahkan seorang perampok dan pembunuh pun mungkin akan mengatakan mereka beriman kepada Allah. Dan Allah dalam Albaqarah:25 dan 62 menjanjikan surga kepada orang-orang beriman kepadaNya serta tidak ada ketakutan dan duka cita dalam diri orang-orang beriman. Dan Allah selalu menepati janjiNya. Sejarah manusia telah mencatat akan ketepatan janji Allah. Namun, benarkah mereka yang berkata bahwa dirinya beriman adalah benar-benar beriman?
Iman di dalam Islam
Di dalam dinul Islam, ada 6 rukun iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab suci Allah
4. Iman kepada rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada Qodo dan Qodar
Jika dalam diri seseorang terdapat keenam iman ini, maka ia adalah orang yang beriman. Yaitu orang yang memiliki pandangan dan sikap hidup berdasarkan keenam iman di atas. Iman dan Islam adalah satu. Allah berfirman dalam Ali Imran:83, “Tidak ada din selain din Allah dan seluruh langit dan bumi telah menyerahkan diri اَسْلَمَ kepada Allah”.
Iman adalah pandangan dan sikap hidup berdasarkan tata aturan atau din Islam. Jika saya mengaku beragama Islam, maka secara kongkret, saya harus berpandangan dan bersikap hidup sebagai muslim. Karena Islam adalah sebuah tatanan hidup dan bukan hanya sebuah paham, pandangan atau idealisme belaka. Islam bukan hanya sebuah sistem kepercayaan. Karena kepercayaan adalah sebuah pandangan dan pemikiran. Sedangkan Islam adalah pedoman bagi pandangan dan sikap hidup manusia. Islam adalah iman dan ihsan.
Pada batas ini, semua pertanyaan tentang Islam akan terjawab pada catatan saya selanjutnya. Pemaknaan iman sehingga seperti makna saat ini, ternyata terjadi melalui suatu proses panjang (dibahas dalam sub judul Sejarah Iman).
Dalam hidup saya, pemahaman terhadap iman adalah hal yang sangat strategis, vital dan mendasar. Dalam menjalankan hidup, saya melangkah di dalam konsep hidup yang saya miliki. Dalam kehidupan saya, saya selalu melihat bahwa seseorang akan giat bekerja jika ia percaya kebaikan dari giat bekerja. Begitu pula seseorang yang malas bekerja, artinya ia tidak meyakini prinsip yang mengharuskan ia bekerja. Dalam kehidupannya, manusia memiliki konsep hidup masing-masing. Apakah konsep itu adalah konsep yang baik atau buruk bisa dilihat dari perilaku hidupnya.
Pada manusia beragama, seharusnya, agama itulah yang menjadi konsep hidupnya. Kenyataannya, banyak manusia beragama melakukan perilaku yang sangat buruk, misalnya; mencuri, memfitnah, memperkosa dan tindakan asusila lainnya. Apakah mereka memiliki konsep hidup yang buruk? Apakah agama yang mereka yakini adalah agama yang buruk? Perilaku mereka kah yang buruk? Ataukah agama mereka yang buruk?
Bagi saya, tidak ada agama samawi yang mengajarkan keburukan pada manusia. Apalagi dinul Islam sebagai din terakhir bagi umat manusia. Mengapa saya lebih memilih kata din daripada agama. Walaupun keduanya memiliki makna serupa tapi kata din menurut saya lebih sesuai untuk mengungkapkan Islam. Kata ‘agama’ berasal dari bahasa Sansekerta, a berarti tidak dan gama berarti kacau, porak-poranda. Agama artinya tidak kacau, tertata, tertib. Din berarti sebuah sistem, tatanan, tata aturan. Dan Islam adalah suatu penataan kehidupan manusia.
Islam adalah sebuah tatanan hidup yang sempurna bagi manusia. Sementara di Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya memeluk dinul Islam, sering terjadi pelanggaran hukum. Indonesia adalah negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia. Kejahatan-kejahatan mencuri, membunuh dan lainnya juga terjadi di negeri ini, seperti juga terjadi di belahan bumi lainnya.
Jika agama adalah sebuah tatanan hidup, sebuah konsep hidup, mengapa masih banyak orang beragama yang sering berperilaku buruk dalam hidupnya. Apa yang salah? Benarkah mereka yang sering berperilaku buruk itu adalah orang yang beragama? Orang yang beriman?
Saya mencoba menelaah kembali semua permasalahan tersebut secara mendasar. Dalam sebuah contoh sederhana, jika ada sebuah alat yang rusak atau tidak berfungsi, maka untuk memperbaikinya diperlukan cara. Pertama, mengidentifikasi kerusakannya, dengan memeriksa seluruh komponen apakah berfungsi dengan baik atau tidak, dan kedua, memperbaikinya.
Iman adalah kata istilah yang ada di dalam Quran. Karena itu upaya memaknai kata ‘iman’ perlu dikembalikan lagi pada Quran.attDalam ayat tentang iman, selain kata-kata batiniah atau psikis, kata-kata jasminiah selalu turut pula disertakan, seperti ; amal shaleh, perbuatan, jalan hidup, batin, benak, sangkaan dan lain sebagainya. Ini menunjukkan iman itu lebih dari sekedar produk batiniah. Iman itu dicerminkan di dalam hati dan tindakan manusia.
Dengan demikian, iman adalah pandangan dan sikap hidup. Tapi jika Anda bertanya apakah arti iman kepada seseorang, mungkin hampir semuanya mengatakan iman adalah percaya. Dan jika Anda bertanya pada orang-orang itu, apakah mereka beriman pada Allah? Mungkin juga Anda akan mendapat jawaban yang sama dari mereka. Ya, mereka beriman. Bahkan seorang perampok dan pembunuh pun mungkin akan mengatakan mereka beriman kepada Allah. Dan Allah dalam Albaqarah:25 dan 62 menjanjikan surga kepada orang-orang beriman kepadaNya serta tidak ada ketakutan dan duka cita dalam diri orang-orang beriman. Dan Allah selalu menepati janjiNya. Sejarah manusia telah mencatat akan ketepatan janji Allah. Namun, benarkah mereka yang berkata bahwa dirinya beriman adalah benar-benar beriman?
Iman di dalam Islam
Di dalam dinul Islam, ada 6 rukun iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab suci Allah
4. Iman kepada rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada Qodo dan Qodar
Jika dalam diri seseorang terdapat keenam iman ini, maka ia adalah orang yang beriman. Yaitu orang yang memiliki pandangan dan sikap hidup berdasarkan keenam iman di atas. Iman dan Islam adalah satu. Allah berfirman dalam Ali Imran:83, “Tidak ada din selain din Allah dan seluruh langit dan bumi telah menyerahkan diri اَسْلَمَ kepada Allah”.
Iman adalah pandangan dan sikap hidup berdasarkan tata aturan atau din Islam. Jika saya mengaku beragama Islam, maka secara kongkret, saya harus berpandangan dan bersikap hidup sebagai muslim. Karena Islam adalah sebuah tatanan hidup dan bukan hanya sebuah paham, pandangan atau idealisme belaka. Islam bukan hanya sebuah sistem kepercayaan. Karena kepercayaan adalah sebuah pandangan dan pemikiran. Sedangkan Islam adalah pedoman bagi pandangan dan sikap hidup manusia. Islam adalah iman dan ihsan.
1 komentar:
ada yang kurang...
ISLAM
IMAN
IHSAN..
islam menyentuh syareat, iman ini ilmu batiniahnya syariat, dan ihsan, ini batiniahnya dr iman.
kalau dalam ilmu tasawuf ini bisa dijelaskan detailnya
Posting Komentar