Tata bahasa AlQuran adalah segala hal yang berkaitan dengan isi AlQuran dari segi bahasa, khususnya dalam hal gramatikal. Ada yang mengatakan , tata bahasa ini tidak terlepas dari sejarah penulisan AlQuran hingga menjadi seperti sekarang ini.
Persoalan dalam mempelajari Quran
Ada 2 persoalan pokok dalam mempelajari Quran, yaitu persoalan bahasa dan pemaknaan. Dalam memaknai isi Quran, peran ilmu sangat penting. Semakin banyak ilmu yang dimiliki, akan semakin benar proses pemaknaan yang dilakukan.
Dalam tata bahasa Quran terdapat teori bentuk kata nahwu dan teori bentuk kalimat (saraf). Kata terdiri dari kata benda dan kata kerja. Kata benda terdiri dari kata benda asli (jamid) dan kata benda jadian. Dalam kata kerja, terdapat kata kerja yang terdiri dari 3 huruf pokok dan kata yang terdiri dari 3 huruf pokok beserta beberapa huruf tambahan. Dalam setiap kata kerja terkandung 3 huruf pokok, yaitu tiga huruf yang membentuk kata tersebut. Dengan disertai imbuhan dalam pembentukannya, kata-kata ini bisa berubah makna.
Imbuhan dalam bahasa Quran adalah harakat َ ِ ُ ً ٍ ٌْ ّ atau fathah, domah, kasroh, tanwan, tanwin, tanwun, tasjid, sukun (a,i,u,an,in,un,konsonan tunggal, dan doble). Tiga huruf pokok dalam kata kerja berkembang dengan tambahan satu huruf, dua huruf dan tiga huruf dalam setiap kata.
Tata bahasa Quran
3.1 Bahasa
Bahasa adalah alat suatu kelompok orang untuk menyatakan kesadarannya, maksud dan ide. Nabi Ibrahim pernah berdoa:
واجعلي لسان صدق فى الاخرين
Hubungan kekerabatan Muhammad dengan Ibrahim ; Ibrahim beserta orang-orang Babylon lainnya pindah ke Mekkah. Ibrahim dan istrinya, Hajar, memiliki anak yaitu Ismail. Sedangkan dari istri pertamanya, Sarah. Ibrahim memiliki anak, Ishaq. Ismail menikah dengan orang Arab. Dari garis keturunan inilah, Muhammad lahir. Dan bangsa Yahudi lahir dari garis keturunan Ishaq. Bahasa Quran serumpun dengan bahasa Arab. Pertama kali mendengar bahasa Quran, orang-orang Arab tercengang karena sangat tinggi tata bahasanya dan belum pernah didengar sebelumnya.
Perbedaan bahasa Arab dengan Bahasa Quran
AlQuran disampaikan kepada Rasul dalam bahasa Arab. Allah menyampaikan wahyuNya dalam bahasa kaum di mana wahyu itu turun. Begitu pula AlQuran, seperti wahyu-wahyu sebelum AlQuran.
Lalu mengapa dikatakan bahasa AlQuran tidak persis sama dengan bahasa Arab saat ini dan hanya dikatakan serumpun? Karena bahasa Arab dalam perkembangannya telah dipengaruhi bahasa di luar Arab, baik dalam bentuk kata serapan maupun pola pembentukan katanya. Sedangkan AlQuran sejak diturunkan hingga sekarang tidak pernah mengalami perubahan. Allah menjamin AlQuran dalam perlindungannya.
Jika kita membuka AlQuran dan mengamati ayat-ayat demi ayat dan membuat pengelompokkan pola di dalamnya, maka kita akan menemui keteraturan tata bahasa yang terpola. Berikut adalah pemetaan polanya:
a. Pola kalimat
1. Bahasa Quran memiliki 23 pola bentukan kata (dlm bahasa Arab:kalimah), sedangkan bahasa Arab terdapat 35 pola.
2. Ada 5 pola dalam bahasa Quran tidak ada dalam bahasa Arab. Begitu pula ada beberapa pola yang ada dalam tata Arab yang tidak ada dalam tata bahasa Quran.
Contohnya:المزمّل
Muhammad adalah bangsa Arab dan menggunakan bahasa Arab. Nabi sebagai utusan Allah SWT datang dengan bahasa kaumnya.
b. Bentuk bahasa
1. Bahasa percakapan atau bahasa lisan
Bentuk ini memiliki ciri-ciri:
a. maknanya sangat ditentukan oleh intonasi atau nada pengucapan
b. tidak terkait dengan kaidah tata bahasa
c. terkadi kontak langsung antar lawan bicara
d. tidak bisa dilagukan atau dinyanyikan
2 Bahasa tulisan
a. terikat pada kaidah tata bahasa baku
b. bisa jadi pihak I dan pihak II tidak pernah bertemu, tidak terjadi kontak langsung
3 Bahasa syaira. diucapkan dengan alunan suara
b. bisa jadi isi kalimat yang diucapkan tidak ada kaitan dengan si penyanyi
Bisa diamati, di dalam Quran terdapat bentuk bahasa jenis 1 dan 2. Di dalam Quran, juga terdapat bentuk bahasa lambang. Contohnya, ayat yang berisi percakapan Musa dengan Harun, adiknya. Contoh lainnya adalah ayat tentang percakapan Malaikat dengan Allah.
Dengan demikian, ada ayat-ayat yang bisa dibaca dengan lagu, ada ayat yang harus dibaca keras, dengan biasa dan ada ayat yang sebaiknya dibaca dengan berbisik. Ini semua tergantung pada isi yang dikandung dalam ayat tersebut. Cara lainnya adalah dengan membacanya dalam hati. Sebab, tujuan utama dari pembacaan Quran adalah pemahaman. Quran adalah sebuah petunjuk hidup yang kebenarannye bersifat mutlak. Kebenarannya tidak dilarang untuk dikaji, diteliti bahkan diragukan sekalipun. Jika keraguan itu menjadi awal dari upaya pencarian kebenarannya.
Selain bentuk bahasa, ada kesusastraan dalam Quran. Nilai-nilai kesusastraan dalam Quran, yaitu مبين atau gamblang, Allah menjelaskan kepada hambaNya dengan bahasa yang gamblang dan jelas. Kedua, sastra ungkapan atau perumpamaan. Misalnya, Umar bagaikan singa, artinya Umar pemberani. Dalam sastra perumpamaan, ada 4 piranti; yang diungkapkan, tempat perumpamaan, alat perumpamaan dan hubungan perumpamaannya. Contohnya: اتخذتبيتاوانّ١وهن١لبيوتلبيت١لعنكبوتلوكانويعلمونArtinya: perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah, adalah laksana laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya, serapuh-rapuh rumah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.
Lainnya adalah ungkapan Harun kepada Musa.... لاباردولاكريم, artinya: jangan kau cukur rambutku dengan sembilu. Perkataan itu mengungkapkan hati Harun yang pedih mendengar tuduhan Musa padanya. Ketika ditinggalkan Musa untuk beberapa lama, banyak umat Musa yang membelot. Sebelumnya, Musa telah menitipkan umatnya pada Harun. Akibatnya, ia mengira Harun telah menyia-nyiakan amanatnya.
3.2 Pengetahuan Dasar
Bahasa Arab memiliki 30 huruf yang disebut huruf hijaiyyah. Pengertian huruf dalam bahasa Arab tidak sama dengan huruf latin. Huruf hidup atau huruf vokal dalam tulisan latin tidak dikenal sebagai huruf dalam tata bahasa Arab. Huruf ini disebut sebagai imbuhan vokal penyerta atau harakat. Harakat terdiri dari fathah, kasroh, domah, tanwan, tanwin, tanwun, sukun dan tasjid َ ِ ُ ً ٍ ٌ ْ ّ ( a, i, u, an, in, un, konsonan mati dan doble).
Berikut adalah huruf dalam bahasa Arab disertai huruf latin:
ا (alif), ب (b), ت (t), ث (ts), ج (j), ح (kh), خ (‘kh’), د (d), ذ (dz), ر (r), ز (z), س (s), ش (sy), ص (sh), ض (dh), ط (th), ظ (‘dh’), ع (‘a), غ (gh), ف (f), ق (q), ك (k), ل (l), م (m), ن (n), و (w), ه (h), ء(hamzah), dan ي (y).Tanda kutip di atas artinya dibaca dengan nada penekanan berat. Sedangkan tanda kutip satu pada huruf ع adalah dibaca dengan penekanan pada ujung pangkal mulut. Seperti pada pengucapan syi’ar, dan sya’ir dalam dalam bahasa Indonesia.
3.2.1 Pola Kata
Setiap kata kerja di dalam Quran sebenarnya terdiri dari 3 huruf pokok (dalam bahasa Indonesia, tiga huruf pokok ini serupa dengan tiga suku kata). Kata-kata yang memiliki lebih dari 3 suku kata adalah bentukan kata setelah ditambah huruf-huruf. Tiga huruf pokok setelah diberi harakat/imbuhan vokal akan menjadi suku kata. Dan pembentukan kata-kata dari 3 pokok suku kata ini (3 huruf pokok) tertata berdasarkan jenis kata yang ada.
Dalam pola kata pada bahasa Quran, terdapat sebelas 11 jenis kata, yaitu kata kerja lampau (ماض ), kata kerja masa sekarang / akan ( مضارع ), kata dasar (مصدر ), kata pelaku atau subjek ( فاعل ), kata benda objek ( مفعول ), kata perintah ( ١مر ), kata larangan ( نهي ), kata benda alat ( ١لۃ ), kata penunjuk waktu ( زمان ) dan kata penjuk tempat ( مكان ). Pada kesebelas jenis kata ini, ada beberapa macam pembentukan. Yaitu ada 6 macam pembentukan tiga huruf pokok (3hp), 4 macam bentukan 3 huruf pokok tambah 1 huruf (3 hp + 1), 6 macam bentukan 3 huruf pokok tambah 2 huruf pokok (3hp + 2) , 5 macam bentukan 3 huruf pokok tambah 3 huruf (3 hp + 3) dan ada 1 bentukan 3 huruf pokok tambah 1 huruf (3 hp + 1) serta 1 bentukan 3 huruf pokok tambah 2 huruf (3hp + 2 ).
1. enam macam pembentukan tiga huruf pokok (3hp)Ada di dalam tabel 1. Contoh kata yang digunakan adalah فعل, kata ini jika dimasukkan ke dalam sebelas jenis kata yang berbeda, akan menghasilkan makna yang berbeda. Misalnya bentuk , menjadi فَعَلَ telah melakukan, يَفْعَلُ sedang melakukan, فَعْلً kelakuan atau perbuatan, فَاعِلٌ pelaku atau yang melakukan, مَفْعُولٌ , اِفْعَلْ berbuatlah (perintah),لاَتَفْعَلْ jangan lakukan (larangan).
Dari satu kata dasar فَعَلَ , terbentuk sebelas macam kata-kata yang berbeda.
2. empat macam bentukan 3 huruf pokok tambah 1 huruf (3 hp + 1)
Contoh ada di Tabel 2
3. enam macam bentukan 3 huruf pokok tambah 2 huruf pokok (3hp + 2)
Contoh di Tabel 3
4. lima macam bentukan 3 huruf pokok tambah 3 huruf (3 hp + 3)
Contoh di Tabel 4
5. satu bentukan 3 huruf pokok tambah 1 huruf (3 hp + 1)
Contoh di Tabel 5
6. satu bentukan 3 huruf pokok tambah 2 huruf (3hp + 2 ).
Contoh di Tabel 6
Setiap dasar kata dalam bahasa Quran bisa menjadi bermacam-macam kata dengan arti yang berbeda. Misalnya kata baca قرأ. Kata ini terdiri dari 3 huruf pokok. Kata ini bisa berarti telah membaca قَرَأ, akan sedang membaca يَقْرأٌ , baca قَرْٲٔ, pembaca قَارِٲٌ , yang dibaca مَقْرُوٲٌ, bacalah ١قْرَٲْ, jangan baca لَاتَقْرَٲْ , alat untuk membaca مِقْرَ١ٲٌ , waktu membaca مَقْرَٲٌ dan tempat membaca مَقْرَٲٌ.
Jumlah keseluruhan kata – kata bentukan itu adalah 23. Karena itu, tata bahasa Quran memiliki 23 pola kata. Secara empiris, jika kita menelaah seluruh ayat dalam Quran, akan ditemukan pola pengelompokan kata ini. Yaitu terdapat 23 pola kata yang berbeda dalam seluruh kandungan Quran.
Untuk mempelajari tata bahasa dalam Quran, para ahli telah lama membentuk dua bentuk pemetaan. Pemetaan ini untuk menyederhanakan pembelajaran Quran secara menyeluruh dan benar.
Berikut adalah tata aturan di dalam 23 pola bentukan kata tersebut:a. PEDAS
PEDAS adalah akronim dari ‘pemecahan dasar’. Pemecahan dasar ini merupakan susunan tata aturan pembentukan kata yang terdiri dari 3 huruf pokok ke dalam 11 jenis kata. Ada enam macam bentukan di dalam PEDAS.
Berikut tabel 6 macam bentukan ke dalam 11 jenis kata:
ماض مضار مصدر فاعل مفعول ١مر نهي عزمان/مكان ماض
verb-telah verb-ing k.benda pelaku objek perintah larangan alat zaman madi mudari'
يَفْعَلُ فُعِلَ مَفْعَلٌ مِفْعَالٌ ﻻَتَفْعَلْ اِفْعَل مَفْعُوْلٌ فَاعِلٌ فَعْلاً يَفْعَل فَعَلَ
يَفْعَلُ فُعِل مَفْعَلٌ مِفْعَلٌ ﻻَتَفْعُلْ اُفْعُلْ مَفْعُوْلٌ فَاعِلٌ فَعْلاً يَفْعُلُ فَعَلَ
يَفْعَلُ فُعِل مَفْعِلٌ مِفْعَلٌ ﻻَ تَفْعِلْ ﺍِفْعِلْ مَفْعُوْلٌ فَاعِلٌ فَعْلاً يَفْعِلُ فَعَلَ
يَفْعَلُ مَفْعَلٌ فُعِل Ǿ ﻻَتَفْعَلْ اِفْعَلْ مَفْعُوْلٌ فَاعِلٌ فَعْلاً يَفْعَلُ فَعِلَ
يَفْعَلُ مَفْعِلٌ فُعِل Ǿ ْ ﻻَتَفْعِلْ ﺍِفْعِلْ مَفْعُوْلٌ فَاعِلٌ فَعْلاً يَفْعِلُ فَعِلَ
يَفْعَلُ مَفْعَلٌ فُعِل Ǿ ﻻَتَفْعُلْ اُفْعُلْ Ǿ فَعِيلٌ فَعْلاً يَفْعُلُ فَعُلَ
Penjelasan:
ماض adalah bentuk kata kerja lampau
مضارع adalah bentuk kata kerja yang sedang dan atau dilakukan
مصدر adalah bentuk kata dasar
فاعل adalah bentuk kata pelaku atau yang melakukan
مفعول adalah bentuk kata objek atau yang dilakukan atau melakukan apa
١مر adalah bentuk kata perintah
نهي adalah bentuk kata larangan
١لة adalah bentuk kata benda alat, menunjukkan alat perbuatan
زمان dan
مكﺍن adalah bentuk kata penunjuk waktu dan tempat.
Dalam bahasa Quran, kata terdiri dari 3 huruf. Bentuk imbuhan vocal (a,i,u) dan imbuhan konsonan (huruf mati atau sukun) serta syaddah/tasjid atau dobel menjadikan kata dasar (3 huruf pokok) menjadi memiliki makna. Makna yang muncul setelah diberi imbuhan akan berbeda-beda tergantung imbuhan yang disertakan.
Pada pola PEDAS (pemecahan dasar), makna kata tersebut berubah sesuai pola imbuhan vocal yang menyertainya. Pola-pola ini bisa membentuk 11 jenis kata. Yaitu kata kerja lampau, kata kerja sedang/akan, kata dasar, kata pelaku, objek, kata perintah, kata larangan, kata benda alat, kata penunjul waktu dan tempat.
Pada tabel pola selanjutnya, selain imbuhan vokal yang menyertai 3 huruf pokok, ada tambahan satu, dua atau tiga huruf lagi. Huruf-huruf tambahan itu adalah ا , ت , ي . Di pemecahan lanjutan ini, makna yang muncul menjadi bertambah. Misalnya, di jenis kata kerja lampau مﺍض, penambahan huruf alif ﺍ , menjadikan kata kerja itu menjadi kata kerja berobjek.
Pola 3 hp + 1
مضارع ماض زمان مكﺍن ١لة نهي ١مر مفعول فاعل مصدر مضارع ماض
يُفْعَلٌ اُفْعِلَْ مُفْعَلٌ Ǿ لاَتُفْعِلْ اَفْعِلْ مُفْعَلٌ مُفْعِلٌ ﺍفْعاَلاً يُفْعِلُ افْعَلَ
يُفَعَّلٌ فُعِّلَْ مُفَعَّلٌ Ǿ لاَتُفَعِّلْ فَعِّلْ مُفَعَّلٌ مفَعِّلٌ تَعِيْلاً يُفَعِّلُ فَعَّلَ
يُفَاعَلٌ فُوْعِلٌَ مُفَاعَلٌ Ǿ لاَتُفَاعِلْ فَاعِلْ مُفَاعِلٌ مُفاعِلٌ فِيْعالاً يُفَاِلُ فَاعَلَ
يُفَعْفَلٌ فُعْفِلٌ مُفَعْفَلٌ Ǿ لاَتُفَعْفِلٌ فَعْفِلْ مُفَعْفَلٌ مُفَعْفِلٌ فَعْفَلاً يُفَعْفِلُ فَعْفَلَ
Pola 3 hp + 2
مضارع ماض زمان مكﺍن ١لة نهي ١مر مفعول
فاعل مصدر مضارع ماض
يُتَفَعَّلُ تُفُعِّلَ مُتَفَعٌَلٌ Ǿ لاَتَتَفَعَّلْ تَفَعَّلَْ مُتَفَعٌَلٌ مُتَفَعِّلٌ تَفَعُّلاً يَتَفَعَّلُ تَفَعَّلُ
يُتَفَاعَلُ تُفُوْعِلَ مُتَفَاعَلٌ Ǿ لاَتَتَفَاعَلْ تَفَاعَلْ مُتَفَاعَلٌ مُتَفَاعِلٌ تَفَاعُلاً يَتَفَاعَلُ تَفَاعَلُ
يُفْتَعَلُ اُفْتُعِلَ مُفْتَعَلٌ Ǿ لاَتَفْتَعِلْ اِفْتَعِلْ مُفْتَعَلٌ مُفْتَعِلٌ اِفْتِعَالاً يَفْتَعِلُ اِفْتَعَلَ
يُنْفَعَلُ اُنْفُعِلَ مُنْفَعَلٌ Ǿ لاَتَنْفَعِلْ اِنْفَعِلْ مُنْفَعَلٌ مُنْفَعِلٌ اِنْفِعَََالاً يَنْفَعِلُ اِنْفَعَلَ
يُفْعَلُّ اُفْعُلَّ مُفْعَلٌ Ǿ لاَتَفْعَلْ اِفْعَلْ مُفْعَلٌ مُفْعَلٌ اِفْعِلاَلاً يَفْعَلُّ اِفْعَلَ
يُسْفَعَلُ اُسْفُعِلَ مُسْفَعَلٌ Ǿ لاَتَسْفَعَلْ اِسْفَعَلْ مُسْفَعَلٌ مُسْفَعِلٌ اِسْفِعَالاً يَسْفَعَلُ اِسْفَعَلَ
Pola 3 hp + 3
مضارع ماض زمان مكﺍن ١لة نهي ١مر مفعول
فاعل مصدر مضارع ماض
يُسْتَفْعَلُْ اُسْتُفْعِلَ مُسْتَفْعَلٌ Ǿ لاَتَسْتَفْعِلْ اِسْتَفْعِلْ مُسْتَفْعٌَ مُسْتَفْعِلٌ اِسْتِفْعَالاً يَسْتَفْعِلُ اِسْتَفْعَلَ
يُفْتَعَّلُ اُفْتُعِّلَ مُفْتَعَّلٌ Ǿ لاَتَفْتَعَّلْ اِفْتَعَّلْ مُفْتَعَّلٌ مُفْتَعِّلٌ اِفْتَعَّلاً يَفْتَعَّلُ اِفْتَعَّلَ
يُفَّعَّلُ اُفُِّّلَ مُفَّعَّلٌ Ǿ لاَتَفَّعَّلْ اِفَّعَّلْ مُفَّعَّلٌ مُفَّعِّلٌ اِفَّعَّلاً يَفَّعَّلُ اِفَّعَلَ
يُفْتَاعَلُ اُفْتُوْعِلَ مُفْتَاعَلٌ Ǿ لاَتَفْتَاعِلْ اِفْتَاعِلْ مُفْتَاعلٌ مُفْتَاعِلٌ اِفْتِيْعَالاً يَفْتَاعِلُ اِفْتَاعَلَ
يُفَّاعَلُ اُفُّوْعِلَ مُفَّاعَلٌ Ǿ لاَتَفَّاعِلْ اِفَّاعِلْ مُفَّاعَلٌ مُفَّاعِلٌ اِفِيْعَالاً يَفَّاعِلُ اِفَّاعَلَ
Pola 4 hp dan 4 HP + 1
مضارع ماض زمان مكﺍن ١لة نهي ١مر مفعول
فاعل مصدر مضارع ماض
يُفَعْلَرُ فُعْلِرَ مُفَعْلَرٌ Ǿ لاَتَفعْلِرْ فَعْلِرٌْ مُفَعْلَرٌ مُفَعْلِرٌ فِعْلاَرًا يُفَعْلِرُ فَعْلَرَ
يُفْعَلَرُّ اُفْعُلِرٌ مُفْعَلَرٌّ Ǿ لاَتَفْعَلِرَّ اِفْعَلِرَّا مُفْعَلَرّ مُفْعَلِِرٌّ اِفْعِلاَرً يَفْعَلِرُ اِفْعَلَرَAda bentuk lain dari مصدر atau kata dasar, yaitu:
مصدر atau kata dasar
3 HP مَفْعَلاً مَفْعَلاً مَفْعِلاً مَفْعَلاً مَفْعِلاً مَفْعَلاً
3 HP +1 مُفْعَلاً مُفَعَّلاً مُفَاعَلاً مُفَعْفَلاً
3 HP +2 مُتَفَعَّلاً مُتَفَاعَلاً مُفْتَعَلاً مُنْفَعَلاً مُفْعَلاً مُسْفَعَلاً
3 HP + 3 مُسْتَفْعَلاً مُفْتَعَّلاً مُفَّعَّلاً مُفْتاعَلاً مُفَّاعَلاً
4 HP مُفَعْلَرًا
4 HP + 1 مُفْعَلَرًا
b. PETA (Pemecahan Tahap Lanjut)Pemecahan tahap lanjut atau PETA adalah pola-pola pembentukan kata berkaitan dengan subjek atau objek yang menyertainya. Misalnya, kata kerja makan yang digunakan dalam kalimat ‘Dia makan’ dengan kalimat ‘Mereka makan’ akan berbeda.
Pemecahan ini memerlukan pemahaman tentang kata ganti. (dibahas pada sub bab berikut).
Berikut adalah pola pembentukan kata dalam PETA. ada di edisi selanjutnya...
Contoh Kata Dasar Contoh bentukan kata Keterangan
3.2.2 Kata Ganti ضميرKata ganti adalah kata yang mewakili dan menyatakan seorang, dua orang atau lebih. Di Dalam tata bahasa AlQuran terdapat 3 macam kata ganti yang terbagi dalam 14 kata ganti, yaitu:
1. kata ganti orang pertama
2. kata ganti orang kedua
3. kata ganti orang ketiga
Kata ganti ضَمِيْرٌ Jumlah In English
Orang III (laki-laki) هُوَ
هُمَا
هُمْ Tunggal/single
Dua orang/both
Banyak/plural He
They (they)
They
orang III (perempuan) هِيَ
هُمَا
هُنَّ Tunggal/single
Dua orang/both
Banyak/plural She
They (both)
They
Orang II (laki-laki) اَنْتَ
اَنْتُمَا
اَنْتُمْ Tunggal/single
Dua orang/both
Banyak/plural You
You (both)
You (all)
Orang II (perempuan) اَنْتِ
اَنْتُمَا
اَنْتُنَّ Tunggal/single
Dua orang/both
Banyak/plural You
You (both)
You (all)
Orang I اَنَا
نَحْنُ Tunggal/single
Banyak/plural I
We3.2.3 Huruf Budhuk ( عِلَهَ )Huruf budhuk adalah huruf yang kehilangan bunyi aslinya jika melebur dengan huruf yang fonem vokalnya tertentu, yaitu i untuk ي, u untuk و dan a untuk ١. Huruf budhuk membuat huruf di depannya berbunyi lebih panjang. Ada 3 huruf budhuk yaitu ١,و dan ي.
a. Alif atau hamzahHamzah adalah huruf yang penulisannya seringkali ditulis di atas atau di bawah huruf lainnya. Huruf yang ditumpangi oleh hamzah disebut rumah hamzah. Ada 3 rumah hamzah, yaitu ۱untuk hamzah yang bervokal a, و untuk hamzah bervokal u, dan ي untuk hamzah bervokal i.
1). Pada ١ atau ء di awal kata, jika harakatnya di atas, maka rumah ء adalah ١ (alif)
Yaitu: ٵَ dan ٵُ
Jika harakatnya di bawah, maka : ٳِ
2). Pada ء hamzah di tengah kata, jika hamzah itu:
a. mati atau sukun, maka ء ditulis di atas harakat huruf sebelumnya. Contohnya:
بَأْسَ , مُؤْمِنْ , بِئْسَ
b. berbaris, maka ء ditulis di atas rumahnya sendiri. Contohnya :
سَأَلَ , رَؤُفَ , قَائِلُ
Ketentuan ini (2b) tidak berlaku jika huruf sebelum hamzah memiliki harakat ُ dan ِ .
Jika demikian, maka hamzah ditulis di atas harakat baris sebelumnya.
c. hamzah antara huruf ا dan ي , maka hamzah boleh ditulis di atas ي atau sendiri (tanpa rumah). Contohnya: بَرَاءِيْ atau بَرََئِيْ
d. hamzah disambung dengan ۃ, maka hamzah ditulis di atas alif ۱, contohnya:
نَشْأَۃٌ
e. jika sebelum hamzah adalah huruf budhuk (۱ , و, ي ), maka hamzah ditulis:
1. jika ي , contoh: َرَيْئَةٌ , hamzah ditulis di atas rumahnya sendiri
2. jika ۱dan و , contoh: لُوْءَةٌ , بَرَاءَۃٌ, hamzah ditulis sendiri
3). Pada hamzah di akhir kata dan hamzah:
a. berharakat/berbaris, maka hamzah ditulis di atas harakat huruf sebelumnya. Contohnya:
ضَمِئَ , لَكَأَ , هَبُؤَ
b. sebelumnya adalah sukun (ْ ), maka hamzah ditulis sendiri tidak di atas huruf apapun atau gentayangan. Contohnya:
جُزْءٌ , لَوْءٌ
c. bersambung dengan kata ganti ضمير , maka ada 2 ketentuan:
Contohnya:
بَقَاءَهُ hamzah ditulis sendiri
بَقَاؤُهُ hamzah ditulis di atas rumahnya masing-masing
بَقَائِهِ
b. huruf و dan ي
Pada kedua huruf budhuk ini terdapat hukum IBDAL atau hukum penggantian.
3.2.4 Bengek
Bengek adalah dua huruf yang sama dan letaknya berurutan. Misalnya تَبْبَ, setelah ت, ada dua huruf ب yang letaknya berurutan. Untuk kondisi ini, harakat atau imbuhan vokal (huruf hidup) yang digunakan adalah harakat pada ب yang kedua. Demikian, menjadi تَبَّ.
Pada bentuk kata perintah dan kata larangan, jika ditemui bengek (huruf ganda) maka huruf alif atau١, menjadi dihilangkan. Huruf alif pada kata perintah dan larangan disebut alif amar.
3.2.5 PETA luar biasa
PETA luar biasa adalah bentuk pemecahan lanjutan di luar bentuk PETA di pokok bahasan sebelum ini. PETA ini disebut PETA PENAT, singkatang dari Pemecahan Tahap Lanjutan dengan Penekanan Nada Berat. Ada 2 macam PETA PENAT:
1. PETA PENAT مُضَارِعٌ biasa
Pada jenis ini, akan ditemui نّ atau doble nun. Huruf ل atau lam pada kata perintah dan larangan menjadi difathahkan atau harakat a ( َ ), kecuali pada bentuk kalimat (subjek) jamak. Misalnya: يَفْتَحُ menjadi يَفْتَحَنَّ
Artinya: sedang / akan membuka menjadi berarti sungguh-sungguh akan membuka.
1. PETA PENAT مُضَارِعٌ luar biasa
a. PENAT pada kata perintah
Pada jenis ini, jika ditemui لِ pada kata perintah, maka artinya kata perintah ini ditujukan pada orang ke tiga III. Jenis kata ganti, bisa di lihat di pokok bahasan selanjutnya. Perintah ini adalah bentuk perintah atau suruhan yang halus.Makna dari perintah jenis ini adalah ‘agar’ dan ‘hendaknya’.
Sedangkan pada perintah untuk orang I dan II, akan ditemui huruf لَ atau la. Bentuk perintah ini bermakna pasti, contohnya dalam AnNahl:98 dan al Ankabut:28,29.
3.2.6 Kata Benda
Kata benda yang akan dibahas disini adalah kata benda pelaku. Ada tiga macam kata pelaku, yaitu:
1. Kata pelaku lebih اِسْمٌتَفْضيْلٌ
Arti lebih di atas adalah lebih dalam perbuatan atau pekerjaannya. Pada kalimat, pekerjaan pelaku atau subjek adalah predikat. Contohnya, اَكْرَمُ . Kata ini asal katanya adalah كرم, terdiri dari 3 huruf pokok. Arti harfiah كرم adalah mulia. Pada اَكْرَمُ, kata mulia berarti ‘lebih memuliakan’, karena اَكْرَمُ adalah predikat untuk kata pelaku. Sedangkan kata pelaku adalah termasuk ke dalam kata benda.
2. Kata pelaku sangat اِسْمٌﻤُشَايَمَةٌ
Polanya adalah :
- فَعَلٌ
Dibaca: fa’alun. Contohnya, حَسَنٌ artinya pelaku hidup sangat baik atau yang melakukan hidup yang sangat baik.
- فَعِلٌ
Dibaca : fa’ilun. Contohnya عَمِهٌ, artinya pembingung sangat atau yang membuat sangat bingung.
- فَعِّلٌ
Dibaca fa’ilun. Contohnya لَيِّنٌ atau orang yang lembut
- فَعِيْلٌ
Dibaca fa’iilun. Contohnya كَرِيْمٌ atau orang yang sangat memuliakan atau yang sangat melakukan perbuatan mulia
- فَعْلٌ
Dibaca fa’lun. Contohnya صَعْبٌ atau orang yang sangat menyulitkan atau sangat membuat sulit.
3. Kata pelaku paling اِسْمٌ فَاعِلٌ
3.2.7 Macam-macam bentuk kata Kata Sandang جَرٌّمَجْرُوْنْ
a. بِ
contoh: Albaqarah:23
b. مِنْ
contoh: Albaqarah:25
c. عَلَى
contoh: Albaqarah:45
d. اِلَى
contoh: Albaqarah:29
e. فَوْقَ
contoh: Albaqarah:63
2.7.2 اِنَّ dan kawan-kawan
a. اِنَّ
contoh: Albaqarah:62
b. اَنَّ
contoh: Annisa:60
c. وَلَكِنَّ
Contoh: Annisa:166
d. لَعَلَّ dan وَلَكِنْ
Contoh: Almaidah:6
e. كَٲَنَّ
f. لَيْتَ
kata sambung كَانَ dan kawan-kawan
a. كَانَ
b. ضَلَّ
c. لَيْسَ
d. مَا
e. صَارْ
f. اَصْبَحَ
g. بَاتَ
h. اَمْسَ
Huruf yang mensukunkan fiil mudharika.لَمْ
b. لاَ
c. مَنْ
d. ماَ
e. اِنْ = jika, فَ = maka
kata penghubung
a. وَ
contoh: Maryam:71
b. ثُمَّ
contoh: Maryam:69
c. حَتَّى
contoh: Fushilat:20
d. اَوْ
contoh: Az Zuhruf:80
e. وَلٰكِنْ
kata penghubung
a. اَلَّذِي
Contoh: al Ahzab:41
b. اَلَّتِى
c. مَا
kata tanya
a. ٲَ
b. َمْ
c. هَلْ
d. مَنْ
e. مَا
f. اَيْنَ
g. كَيْفَ
h. مَتَى
i. كَمْ
3.2.8 Teori Kalimat
Kalimat adalah susunan kata yang membentuk pokok kalimat dan keterangan kalimat. Dalam bahasa Indonesia, pokok kalimat biasanya berupa subjek dan keterangan kalimat adalah predikat yang menyertainya.
Macam-macam kalimat
1. kalimat tunggal atau kalimat dasar.
Kalimat terdiri dari dua macam kalimat, yaitu kalimat nominal dan kalimat verbal.
a. kalimat kata benda (kalimat nominal) جُمْلَﺔٌاِسْمِيَةٌ
contohnya:
Pokok Kalimat
Ha-hal yang menjadi pokok kalimat dalam tata bahasa Quran adalah nama sesuatu/seseorang, kata pengganti nama (kata ganti), kata sambung, اِنَّ dan كَانَ serta kata majemuk ( اِضَافَةٌ ).
1. Nama sesuatu/seseorang
Nama ini adalah nama identitas dari seseorang atau sesuatu barang. Misalnya : Budi, Paman, Wati, Si Pandai dan lainnya. Contoh nama barang adalah buku, mobil, pagar Pak Andi, baju ibu dan lainnya.
2. Kata ganti ضَمِيْرٌ
Dalam bahasa Indonesia, kata ganti terdiri dari kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga. Misalnya: saya, kami, kamu, kalian, dia dan mereka. Dalam bahasa Quran ada 14 kata ganti untuk orang pertama, kedua dan ketiga, yang terbagi menjadi kata ganti tunggal dan jamak. (mengenai kata ganti, telah dibahas pada sub bab sebelumnya)
3. Kata sambung
Contoh kata sambung dalam bahasa Quran adalah اَلَّذِ , اَلَّذِيْنَ
Misalnya: Annas:5……… اَلَّذِيْيُوَسْوِسُ ‘yang membisikkan dalam dada manusia’.
Note: Mohon maaf atas kesalahan bentuk tabel di atas. Karena keterbatasan format, jika Anda ingin tabel pola kata yang jelas dan terstruktur, harap kirimkan email kosong kepada saya dan akan saya balas.
Terima Kasih
sumber: materi studi Quran